Ada banyak keterangan yang menyebutkan bahwa Alquran memberikan petunjuk seputar persoalan akidah, syariah dan akhlak, dengan jalan meletakan prinsip dasar tentang persoalan tersebut; dan Allah SWT menugaskan Rasulullah SAW untuk memberikan keterangan yang lengkap mengenai dasar-dasar itu: “Kami telah turunkan kepdamu Al-Dzikir (Al-Qur’an) untuk kamu terangkan kepada manusia apa-apa yang diturunkan kepada mereka agar mereka berfikir” (QS 16:44).
Dalam konteks bagaimana Alquran memberi petunjuk ikhwal akhlak yang harus dikedepankan sebagai seorang pribadi muslim dalam melakukan jalinan muamalah, hubungan antar manusia dengan sesamanya menjadi bagian utama.
Bahkan ketika Rasulullah SAW ditanya oleh salah seorang sahabat, apa yang harus kita kerjakan dalam hidup? Beliau menjawab Muamalah atau hubungan antarmanusia. Mengapa hubungan antar manusia menjadi prioritas Nabi, karena hakikatnya hubungan antar manusia adalah kunci utama dalam hidup.
Allah SWT tidak akan mengampuni kesalahan hambanya, jika seorang hamba itu tidak bisa memaafkan antarsesama atau antarmanusia. Ini artinya jalinan hubungan antarmanusia (Habulumminannas) memiliki urgensi yang utama serta vital dihadapan-NYA. Sehingga apabila seorang hamba akan melakukan hubungan dengan Allah SWT (Hablumminallah), alangkah baiknya dibenahi sejak awal hubungan antar manusianya.
Sebagai manusia, kita lahir dan hidup dalam alam nyata, alam kehidupan sosial. Dan kehidupan sosial ada pula nilai-nilai sosial yang mengatur tata hubungan antaranggota masyarakat itu sendiri.
Maka dengan nilai-nilai sosial ini diharapkan dapat memperhitungkan apa yang akan dilakukan antara satu dengan yang lainnya. Seperti kehidupan bertetangga yang harus dijalin secara baik. Karena tanpa ada komunikasi, hidup akan terasa hampa, sepi dan tak bertuan.
Melalui hubungan antarmanusia yang diajarkan Islam, sejatinya mengajak manusia memasuki proses penyucian diri, kemudian menegakkan komitmen sosial, yang dijabarkan dengan berbagai bentuk, seperti sedekah, zakat dan membantu antar sesama dengan berbagai cara.
Pemberian sedekah, zakat dan bantuan lainnya agar didasarkan pada keikhlasan sebagai manifestasi nilai-nilai tauhid, keadilan sosial dan menjalin hubungan secara baik dengan sesamanya. Kesemua itu, sebenarnya kunci dari perwujudan akhlak karimah.
Salah satu pilar yang utama terkait dengan hubungan antarmanusia, yang memiliki dimensi akhlak mulia ini adalah kemampuan berbagidengan orang lain, baik dalam bentuk nasihat, tegur sapa, atau berbagi dalam bentuk materi.
Oleh karena itu, momentum bulan suci Ramadhan dapat kita jadikan sebagai salah satu sarana mempedomani Alquran guna dijadikan panduan dalam kerangka melakukan hubungan antarmanusia.
Dengan cara ini semoga dapat juga membangkitkan semangat ukhuwah islamiah dan ukhuwah wathoniah sebagaimana yang diserukan al-Quranul karim.
Disamping itu, Alquran juga menyerukan tentang perlunya berlomba-lomba dalam kebajikan, yang harus dipahami pada kebaikan secara universal (al-akhay, al-ma’ruf).
Kebaikan yang tidak mengenal batas agama, ras atau dari golongan manapun. Sehingga berlomba-lomba dalam kebaikan tidak melihat identitas orang itu, dari mana ia berasal dan kebaikan universal inilah yang harus ditanamkan sebagai wujud masyarakat yang berahlak mulia.
Sumber : http://www.republika.co.id/
0 Response to "Keutamaan Malam Nuzulul Quran"
Posting Komentar